Senin, 30 Januari 2012
Jaket North Face (dimana Big Bang Menjadi Modelnya) Memicu Kekerasan di Korea!
Fans K-Pop tentunya ingat kampanye iklan untuk brand North Face. Grup populer Big Bang terpilih sebagai model selebriti untuk brand tersebut. kampanye bahkan dilakukan para member (tanpa Daesung) di Selandia Baru untuk pemotretan promosi dan video iklan mereka.
Produk2 jaket North Face merupakan komoditas panas (dalam artian keren dan banyak diminati) di Korea.
Faktanya produk2 itu bisa jadi terlalu panas (bukan berarti jaketnya yang panas saat dipakai). Kedudukan jaket itu telah menjadi sesuatu yang mewakili simbol status di sistem sekolah Korea; dimana produk2 itu disebut sebagai “backbreakers” (sesuatu yang perlu kerja keras untuk mendapatkannya). Karena berbagai kekerasan yang secara tak langsung terjadi berkaitan dengan jaket tersebut, produk ini juga diindikasikan menjadi bagian dari suatu geng.
Status individu dapat ditentukan dari jaket yang dipakainya. Tampaknya sudah menjadi fenomena umum di sekolah dasar dan menengah terutama, dimana jaket2 sangat populer sehingga disebut ‘seragam yang dipakai melebihi seragam‘. Peringkat2 juga menentukan tipe siswa seperti apa yang harus memakai tipe jaket North face tertentu. Sebagai contoh, skala termurah, jaket Nuptse 2 (₩250,000, $220 USD) dipakai oleh ‘yang kalah‘. Daftar selanjutnya adalah jaket Nuptse 1 yang dipakai oleh ‘yang kalah‘ atau ‘anggota2 geng‘. Dua kategori selanjutnya adalah Dry Loft (₩470,000), dikatakan bahwa ‘yang kalah‘ tidak memakai jaket ini karena mereka takut akan menjadi sasaran anggota geng. Level tertinggi adalah jaket Himalayan Down Parka (₩700,000, $608 USD) dipakai oleh ‘bos besar‘. Para pelajar tidak akan memakai jaket2 mahal karena mereka takut akan menjadi sasaran anggota2 gerombolan.
Baru2 ini, lima siswa sekolah menengah di Busan melakukan pencurian jaket North Face. Mereka memukul empat siswa dan mencuri jaket mereka. Salah seorang siswa yang ditangkap menjelaskan alasan di balik pencurian itu dengan mengatakan, “Saya cuma ingin jaket North Face itu“. Kekerasan yang meluap di sekitar jaket2 ini menjadi topik permasalahan yang dibahas dalam CNNGO.
Seorang siswa berusia 14 tahun yang menjadi ketua kelas di sebuah sekolah menengah di sebelah barat Seoul berkata, “Kamu benar2 bisa menentukan status seseorang dari tipe jaket North Face yang mereka pakai. Jika kamu memakai jaket yang mahal, anggota2 geng di sekolah akan datang dan mengambilnya darimu.“
Tentu saja, jaket2 itu memang bisa menghangatkan tubuh dari musim yang sangat dingin di Korea, tapi bukan itu alasan mengapa permintan terhadap jaket itu tinggi. Pertama, jaket2 itu adalah buatan perusahaan Amerika, jadi itu adalah produk2 impor. Segala hal yang berasal dari luar negeri jarang dan akhirnya akan banyak dicari. Kedua, produk2 itu mahal — suatu simbol pasti untuk status, tidak semua orang mampu memilikinya. Ketiga, idola yang menjadi model. Hanya karena bintang2 papan atas terlihat memakainya, maka itu menjadi suatu barang yang wajib dimiliki.
Terakhir, nama brand. Umumnya orang2 menyamakan brand dengan penggemar2 berat. Dalam kasus ini tidak ada kaitan dengan style jaket. Seorang stylist jaket Korea bisa jadi membeli dengan sedikit pertimbangan dan hanya karena fungsinya sebagai penghangat tubuh.
Tentu saja tak ada jaminan alasan2 atas kebiasaan2 yang dikemukakan di atas. Ada kalanya fashion dan fandom di luar kendali. Keinginan terhadap sesuatu yang tak terbendunglah yang memicu terjadinya kekerasan.
–
credit : soompi
indo trans : kikawaiii @yeppopo
reCr : mira3424
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar